Bank Sentral China telah mempertimbangkan untuk menerbitkan mata uang digital seperti Bitcoin dalam waktu dekat. Mereka menyatakan telah mempelajari Bitcoin sejak 2014 dan mempertimbangkan untuk mengadopsinya. Namun Bank Sentral China tidak menyebutkan kapan persis waktu penerbitan mata uang digital ini serta mekanisme penggunaan mata uang digital bersamaan dengan mata uang fiat Yuan selama ini.
Penggunaan uang digital diyakini bank sentral dapat mengurangi biaya tinggi yang selama ini terjadi pada peredaran uang konvensional. "(Penggunaan uang digital) juga bisa meningkatkan kenyamanan dan transparansi transaksi, mengurangi pencucian uang, penggelapan pajak dan tindak pidana lainnya," tulis PBoC seperti dikutip oleh CNN Money dari materi rapat terkait di di Beijing pekan ini .
Mata uang digital telah menjadi sorotan dunia dengan munculnya Bitcoin dalam beberapa tahun terakhir. Dibuat pada tahun 2009 oleh orang tak dikenal, Bitcoin memungkinkan transaksi keuangan tanpa perantara atau melalui sistem perbankan. Sejauh ini, transaksi Bitcoip cukup hanya dengan menggunakan komputer berjaringan dan penggunanya tidak harus mengungkapkan identitas aslinya. Kendati demikian, transaksi tersebut akan tercatat secara digital .
Beberapa kritikus mengatakan Bitcoin bisa digunakan untuk menutupi aktivitas ilegal, meskipun ada pula pihak yang menganggap jejak digital Bitcoin bisa digunakan untuk meningkatkan transparansi. Meskipun menimbulkan kontroversi, Bitcoin dipergunakan dengan nilai cukup besar di Negeri Tirai Bambu. Bahkan, China saat ini merupakan pasar Bitcoin terbesar di dunia. Regulator keuangan di negara tersebut sebagian besar memilih untuk lepas tangan terhadap transaksi digital itu.
Meluncurnya Bitcoin baru-baru ini berhasil membantu China menangkal pelarian modal dan melacak aliran modal berskala besar. Institute of International Finance memperkirakan sekitar US$676 miliar telah meninggalkan China pada tahun lalu, di mana sekitar sepertiganya kabur diam-diam lewat jalur rahasia guna menghindari kontrol modal yang ketat di negara itu.
Banyak investor telah memindahkan uang dari China menyusul depresiasi yuan di tengah perlambatan ekonomi dan gejolak pasar keuangan. "Penggunaan mata uang digital bisa meningkatkan kontrol bank sentral atas perdaran dan sirkulasi uang," tulis PBoC dalam situsnya.
Meskipun harga Bitcoin volatile dan memungkinkan jadi tempat penggelapan dana, namun sejumlah pemerintah dan lembaga justru berminat mengadopsi teknologi mata uang virtual. Tahun lalu, Ekuador menjadi negara pertama yang mulai menggunakan mata uang digital. Lalu pada Mei 2015, bursa saham Nasdaq mengadopsi teknologi transaksi Bitcoin untuk menciptakan sistem perdagangan saham yang lebih efisien dan aman.
Teknologi pendukung sistem Bitcoin dikenal sebagai blockchain, yakni program komputer yang secara otomatis memproses transaksi dan menciptakan catatan digital handal dan sempurna. Pengembangan teknologi ini dinilai berada pada arah yang tepat guna menciptakan sistem keuangan yang lebih transparan